Sabtu, 21 Februari 2009

Pola Asuh Ibu Yang Tepat, Seperti apa?




Sebagai orang tua apa yang akan anda lakukan ketika anak anda yang baru bisa berjalan (usia 4 tahu) ternyata tersandung dan jatuh dan lututnya berdarah?. Silahkan jawab pertanyaan ini dalam hati masing-masing atau bisa juga mengungkapkannya di blog ini. Namun tujuan dilontarkannya pertanyaan ini maksudnya adalah ingin mengetahui perbedaan pola asuh atau sikap para ibu ( orang tua ) dalam kondisi tersebut dengan membandingkan sikap orang tua yang ada di Jepang sehingga bisa diambil hikmah tertentu.

Menarik sekali ketika menyimak apa yang dituturkan
Dr. Christina Siwi Handayani, Staf Pengajar Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, ketika berada di Jepang sebagaimana yang ia ungkapkan di kompas.com -26 September 2008.

Di sebuah shopping arcade di pusat kota Kyoto, saat sedang menikmati segelas cappucino sambil mengamati orang berbelanja, tiba-tiba saya dikejutkan suara keras tangisan anak kecil. Rupanya ada gadis kecil berumur 4 tahunan tersandung dan jatuh. Lututnya berdarah. Kami heran ketika melihat respons ibunya yang hanya berdiri sambil mengulurkan tangan ke arah gadis kecilnya tanpa ada kemauan untuk segera meraih anaknya. Cukup lama. Beberapa menit adegan ini berlangsung. Si ibu tetap sabar dan keras hati untuk menunggu anaknya menyelesaikan sendiri rasa shock dan sakitnya. Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya si gadis kecil mulai berusaha berdiri lagi, dan dengan bantuan kecil tangan ibunya dia kembali berdiri. Masih sambil terisak-isak ia pun berjalan lagi.

Dalam benak saya waktu itu, kok tak punya hati ibu si gadis kecil ini? Tega membiarkan anaknya dalam kondisi kesakitan. Ingatan langsung terbang ke Indonesia. Jika kejadian yang sama terjadi di Kota Jakarta ataupun Yogyakarta, saya yakin si ibu pasti akan langsung meraih dan menggendong untuk menenangkan anaknya.

Dari adegan itu, bisa kita bayangkan perbedaan cara pengasuhan anak Jepang dan anak Indonesia. Dari pengamatan saya selama hampir setahun tinggal di Jepang, anak Jepang cenderung dibiasakan dari kecil untuk mengatasi berbagai kesulitan sendiri, sementara anak Indonesia selalu disediakan asisten untuk mengatasi kesulitannya. Babysitter atau pembantu rumah tangga pun tidak ada dalam kebiasaan keluarga-keluarga di Jepang. Sebaliknya di Indonesia, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan lain-lain kehadiran mereka wajib ada sebagai asisten keluarga maupun sebagai asisten anak-anaknya.



1 komentar:

Tulis di kolom komentar pidato tema apa yang anda butuhkan?