Minggu, 08 Februari 2009

Pahitnya Nasib Veteran AS Paska Perang Irak & Afganistan Ditelantarkan Pemerintahannya Sendiri




Selain 200.000 veteran perang Irak dan Afghanistan yang menjadi gelandangan, ternyata ada sekitar 300.000 veterang perang di AS yang mengalami gejala PTSD (post-traumatic stress disorde). Mereka sungguh, di sadari atau tidak oleh mereka sendiri, betul-betul menjadi manusia-manusia buangan bagi pemerintahannya sendiri. Secara logika dan akal sehat mungkin ungkapan ini sangat pas. Bagaimana tidak ia meninggalkan keluarga tercintanya bahkan menaruhkan raga dan nyawa berangkat ke Irak dan Afganistan demi melaksanakan Instruksi perang dari Pemerintahnya. Setelah pulang kenegaranya ternyata jangankan pengobatan dan jaminan kehidupan yang layak, yang ada justru saat ini mereka jadi gelandangan dan pesakitan tanpa ada yang menghiraukan.

(antipemurtadan.wordpress.com) : Aaron Glantz, wartawan yang memfokuskan liputannya pada nasib para veterang perang AS yang pernah bertugas di Irak dan Afghanistan mengungkapkan, saat ini ada sekitar 200.000 veteran perang Irak dan Afghanistan yang menjadi gelandangan.

“Setiap malam, 200.000 orang yang pernah mengenakan seragam dan mengabdi pada negeri ini tidur di jalan-jalan karena tidak punya rumah,” kata Glantz.

Ia melanjutkan, “Coba bayangkan, Anda pulang dari Irak dalam kondisi mengalami stress pasca trauma, mengalami luka mental, mengalami gangguan otak atau mengalami kerusakan otak secara fisik akibat terkena ledakan bom yang dipasang di jalan. Tapi hal pertama yang Anda lakukan ketika pulang, harus mengisi formulir sebanyak 26 halaman untuk menjelaskan bagaimana Anda bisa terluka, apakah Anda mendapatkan surat keterangan pendukung dari rekan ada di medan perang dan dari para komandan Anda.”

Menurut Glantz, tentara-tentara AS yang pernah bertuga di Irak dan Afghanistan dan mengalami apa yang disebut post-traumatic stress disorder (PTSD) harus bisa memastikan bahwa luka dan trauma yang dialaminya memang karena perang, bukan karena kecelakaan biasa lainnya.

Glantz mengatakan, bukan hanya para veteran perang Irak dan Afghanistan yang sulit mendapatkan kompensasi dan jaminan kesehatan, hal serupa juga dialami para veteran Perang Teluk yang terjadi tahun 1991 lalu. Pihak berwenang di AS malah dengan entengnya mengatakan bahwa apa yang disebut sindrom Perak Teluk yang dialami para tentara AS dinyatakan tidak ada dan tidak terdiagnosis.

Glantz mengecam pemerintahan Bush sebagai orang yang telah mengobarkan perang di Irak dan Afghanistan , tapi menelantarkan nasih tentara-tentaranya. “Kita tidak bisa melupakan 1,8 juta veteran perang Irak dan Afghanistan yang baru kembali ke tengah masyarakat. Jika kita tidak ditangani sekarang, AS akan melihat makin meningkatnya statistik jumlah tentaranya yang stress, mengalami gangguan mental dan akhirnya bunuh diri,” tukas Glantz.

Selain 200.000 veteran perang Irak dan Afghanistan yang menjadi gelandangan, Glantz mengatakan bahwa ada sekitar 300.000 veterang perang di AS yang mengalami gejala PTSD


3 komentar:

  1. kacihan... deh, enaknya aja mau bunuh orang tanpa resiko!dipercaya atau tidak itu adalah sebagian dari adzab Tuhan di dunia, ditinggalkan oleh keluarga, dijauhi oleh masyarakat, dan ditelantarkan oleh negara.masih ada yang harus ditunggu!!! adzab Tuhan di akhirat yang jauh lebih berat....

    BalasHapus
  2. Wah! kayak di Film Rambo aja. rambo setelah perang vietnam malah ditelantarkan pemerintah dan dikejar kejar polisi karena dianggap membuat onar. dan polisinya tidak memperdulikan sekalipun rambo veteran perang vietnam(green baret)

    BalasHapus
  3. kacian deh lu....selamat di medan perang udah aja udah sukur luh,kalo di telantarkan masih sukur juga luh daripada di kirim ke vietnam ato somalia,disana malah dijadikan mainan para gerilyawan.dijadikan sasaran buat latihan perang.emang nasib lu pade kudu kaya gitu.belum lagi di akhirat,di gecek luh sampe modar.

    BalasHapus

Tulis di kolom komentar pidato tema apa yang anda butuhkan?