Minggu, 01 Februari 2009

Dr. Dari London Berbalik 180 Derajat Benci Israel

Kekejian Israel -(my.opera.com) : London, musim panas 1982. Malam demi malam siaran televisi dihiasi dengan pemberitaan keadaan terkini tentang serangan Israel ke Lebanon. Lewat udara dan darat, tentara zionis itu membombardir wilayah-wilayah di Lebanon yang dituding sebagai tempat persembunyian pejuang-pejuang Palestina.



Salah seorang warga London yang setia menyimak perkembangan serangan Israel ke Lebanon itu adalah Ang Swee Chai, seorang perempuan, dokter ortopedis kelahiran Malaysia. Sebagai seorang tenaga medis, Dokter Ang begitu miris melihat banyaknya korban sipil yang jatuh akibat serangan itu yang terdiri dari anak-anak kecil dan perempuan tak berdosa.

Dalam bukunya yang menggetarkan “From Beirut to Jerusalem” (Kualalumpur, 2002), Dokter Ang menulis, “Lebanon dan Beirut adalah nama-nama asing bagiku. Sedangkan Israel sebaliknya. Gereja telah mengajarkanku bahwa anak-cucu bangsa Israel adalah anak-anak pilihan Tuhan. Teman-temanku sesama Kristiani mengatakan bahwa berkumpulnya orang-orang Yahudi dari seluruh penjuru dunia di Negeri Israel adalah pemenuhan janji Tuhan yang terdapat dalam pengabaran-pengabaran di Kitab Injil.”

Cluster Bomb
Sumber Gambar dari Forum on International Cooperation UBC

“Aku berpihak pada Israel untuk alasan lain,” lanjutnya, “Di London, aku menghabiskan waktu berjam-jam menonton acara televisi yang menyiarkan penderitaan luar biasa orang-orang Yahudi di tangan Nazi. Penciptaan Negara Israel, yang memberi semua orang Yahudi sebuah rumah yang membuat mereka terbebas dari penganiayaan dan siksaan, menurutku adalah suatu tindak keadilan—bahkan suatu keadilan dari Tuhan.”

Namun pandangan dokter Ang berbalik seratus delapan puluh derajat, ketika lewat layar kaca dirinya menyaksikan kebrutalan yang dilakukan tentara Israel terhadap para pengungsi Palestina di Lebanon.

“Ini benar-benar membuatku marah. Aku tidak bisa memahami mengapa Israel melakukan hal demikian. Dalam Kitab Perjanjian Lama, raksasa Goliath adalah termasuk orang Filistin penakluk yang meneror lawan-lawannya. Kisah David dan Goliath menjadi salah satu kisah kesukaanku. Pada anak-anak kecil aku suka sekali bercerita bagaimana si kecil David bisa mengalahkan si raksasa Goliath,” tulis Dokter Ang yang sosok tubuhnya sendiri sangat mungil, tingginya hanya 150 sentimeter.


Israeli attack on UN compound in Qana killed over 100 civilians
Sumber Gambar dari People Judge Bush

“Meski demikian, dari ulasan televisi yang selalu kulihat, tampaknya Israel telah berubah menjadi Goliath; seorang raksasa yang angkuh yang membawa kehancuran, teror, dan kematian kepada saudaranya, Lebanon. Mengebom orang-orang sipil, dan banyak dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, adalah cara pengecut dalam perang. Apakah Tuhan telah berpaling dari Lebanon?”

Dokter Ang kemudian menulis betapa sedih dirinya menyaksikan kebiadaban yang dipertontonkan ‘bangsa terpilih’ tersebut. “Pertama karena mereka telah disakiti oleh Israel, kedua karena aku seorang Kristen, dan ketiga aku adalah dokter. Aku sama sekali tak habis pikir betapa Israel tega menjatuhkan bom-bom fosfor ke tengah penduduk sipil di dalam kota yang sangat padat tersebut.”

---------------------------------------------------------------------------


Dr. Ang Swee Chai

Penulis buku From Beirut to Jerussalem
(Doktrin Perang Israel Dalam Talmud)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tulis di kolom komentar pidato tema apa yang anda butuhkan?